Sembilan tahun sudah Aceh mengalami
bencana yang mahadasyat, luka yang sangat dalam tertanam, ujian yang kali itu
mungkin pikiran tidak mampu membayangkannya. Detik berkumpul menjadi menit,
menit berkumpul menjadi jam, jam bergabung menjadi hari kemudian minggu,
kemudian tahun. Sembilan tahun sudah kejadian ini berlalu. Perlahan tapi pasti,
bisa dibilang Aceh mulai bangkit sekarang.
Ujian memang bukanlah hal yang
sepatutnya kita ratapi terus-menerus, tetapi ujian adalah suatu momen untuk
kita belajar bersabar, belajar menerima kehidupan ini. Tsunami adalah pelajaran
besar bagi bangsa ini. Namun sayangnya dengan melihat prilaku anak muda saat
ini, nilai-nilai keagamaan dan norma kehidupan terasa mulai terkikis. Generasi
ini seolah sudah lupa dengan kejadian bersejarah yang bahkan belum genap satu
dekade.
Tanggal 26 Desember 2013 kali ini AMSA
FK Unsyiah mengadakan Tsunami tour yaitu sebuah kegiatan untuk mengenang
kembali bencana Tsunami pada tahun 2004 lalu yang telah banyak memakan korban
jiwa. Pada perjalanan kali ini diharapkan agar member AMSA Unsyiah tidak
melupakan peristiwa yang sangat bersejarah yang pernah dialami oleh kota kami
tercinta.
Dengan menggunakan dress code hitam,
member AMSA berkumpul di Masjid Raya Baitturahman untuk salat Zuhur berjamaah.
Kemudian member AMSA Unsyiah bergerak ke Museum Tsunami yang terletak di Jalan
Sultan Iskandar Muda, Banda-Aceh.
Peringatan Tsunami di Museum Tsunami
kali ini sangat terasa, pengunjungnya cukup padat. Banyak yang melakukan zikir
bersama, pembacaan do’a dan juga mengenang hari tsunami dengan menampilkan
tari-tarian. Di museum ini member AMSA menyempatkan untuk berkeliling museum.
Melihat kembali video dan foto-foto sebelum dan setelah terjadinya tsunami.
Disini member berkesempatan untuk merefleksi kejadian Sembilan tahun
lalu.
Setelah berkeliling Museun Tsunami
perjalanan dilanjutkan ke PLTD Apung yang terletak di Gampong Punge Blang Cut,
Banda-Aceh. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung ini awalnya berlokasi
di pelabuhan Ulee Lhee. PLTD Apung mempunyai berat yang berkisar 200ton. Karena
kerasnya arus ombak saat itu, PLTD Apung terseret sampai di Gampong Punge
yang jaraknya sekitar 4km dari lokasi awal. Di lokasi ini member AMSA Unsyiah
berkesempatan berkeliling-berkeliling sampai waktu Asar.
Setelah selesai salat Asar bersama, kita
memasuki agenda puncak dari Tsunami Tour yaitu ziarah ke Kuburan Massal Siron.
Kuburan ini terletak di Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda, Gampong Siron,
Kecamatan Ingin Jata, Aceh-Besar. Member AMSA Unsyiah kali ini membacakan
dengan khidmat surat yasin dan do’a bersama untuk saudara-saudara yang telah
pergi mendahului bersama dengan tsunami.
Acara Tsunami Tour ditutup dengan makan
bersama di sebuah rumah makan yang terletak di pinggir pantai Ulee Lhee
diiringi dengan melihat sunset. Khairussani selaku peserta acara ini mengatakan
bahwa acara ini sangat bermanfaat karena untuk mengenang kejadian Tsunami dan juga
merekatkan tali kekeluargaan AMSA Unsyiah.
0 comments